Cerpen #164 Alim Berbicara, tapi Tatapannya Kosong

Matahari menggantung di langit Desa Selok Awar-awar yang penuh awan kelabu. Lembaran awan tipis tampak kotor, tiupan angin berpasir menyentuh kulit kering Alim di halaman rumahnya. Pandangannya lepas ke arah jagung, cabai, kates, dan tanaman lain yang membentang di punggung bukit tempat tinggalnya itu. Istri Alim, Yati dan anaknya, Nuril, tengah menikmati lagu India dari […]

Cerpen #139; “Ke Mana Perginya Ikan-Ikan?”

Sekilas, saat ditilik dari atas jembatan, lelaki asing itu tampak seperti seonggok batu kerempeng yang berdiri di antara gumpalan padas dan semak kacang-kacangan. Dia begitu usang, pendiam, dan menyedihkan. Beberapa orang bahkan mengatakan, lumut dan pakis-pakis mulai tumbuh dari sela-sela jari kakinya. “Apakah dia benar-benar sedang memancing?” ungkap seseorang. “Dia sedang semadi,” jawab yang lain. […]

Cerpen #15: “Habis Karam Terbitlah Pulau”

Dalam pengembaraan untuk melepaskan diri dari beban raga yang ia panggul, Amongraga pernah singgah di sebuah pulau kecil yang sepanjang garis pantainya dipenuhi pohon kelapa, kucila, dan manggis liar. Dan setiap kali buah dari pohon-pohon tersebut jatuh, buah itu segera menggelinding ke laut lantas menjelma ikan. Selain aneka pepohonan liar, pulau itu praktis tidak berpenghuni, […]