Sejarah

  1. Periode Hari Mulyadi (1990 – 1992)

Walhi Jawa Tengah berdiri antara tahun 1989 yang diinisiasi oleh lembaga-lembaga peduli lingkungan di Jawa Tengah. Pendirian ini dilatar belakangi oleh maraknya kasus-kasus pencemaran atau kerusakan lingkungan yang merugikan masyarakat. Salah satu kasus lingkungan yang mencuat sejak tahun 1970 – 1980 adalah pencemaran lingkungan Kali Tapak. Pencemaran Kali Tapak di Semarang tersebut menjadi salah satu pemicu pendirian wahana lingkungan hidup Jawa Tengah. Kepengurusan Walhi Jateng terbentuk dengan terpilihnya Mas Hari Muyadi dari LPTP Solo (Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan) sebagai ketua Presidium Walhi Jawa Tengah. Presidium Walhi dibantu oleh kelompok kerja daerah (KKD) berdasarkan kewilayahan.

Pada periode tersebut, pengurus Kelompok Kerja Daerah (KKD) dipegang oleh empat (4) orang berdasarkan kewilayahan. KKD wilayah Surakarta dipegang oleh Baiquni (Prof. DR. Baiquni, MSc), Basuki Winoto (Bobo) dan Gunawan Wibisono. Untuk wilayah Semarang KKD dipegang oleh saudara M. Edi Waluyo (Muin). Pada era Mas Hari Mulyadi ini advokasi kasus lingkungan telah dilakukan yaitu antara lain kasus pencemaran lingkungan oleh PT Indo Acidatama di Kabupaten Karanganyar, Kali Banger Pekalongan dan lain sebagainya. Periode Mas Hari Mulyadi selama 3 tahun berakhir pada hari Jumat, 11 September 1992. Pertemuan Forum Daerah Walhi (Forda) Jawa Tengah dilaksanakan di LPTP Palur Karanganyar.

 

Tabel 1 : Anggota Walhi Periode Mas Hary Mulyadi

No Nama Lembaga Alamat Keterangan
1 Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Solo
2 Lembaga Studi Pengembangan Masyarakat (LSPM) Solo
3 Yayasan Bimbingan Kesejahteraan Sosial (YBKS) Solo
4 Lembaga Studi Pengambangan Pedesaan (LSPP) Solo
5 LP3ES – Klaten Klaten
6 LBH Semarang Semarang
7 Yayasan Kaha Setya Buana Semarang
8 Yayasan Santi Dolorosa Semarang
9 Yayasan Pengudi Luhur Jepara
10 Mayapada (KPA) – UNSUD Purwokerto
11 PPLSH – Purwokerto Purwokerto
12 Kompos KPA – UNS Solo
13 Yayasan Bhakti Empat Tujuh (YBET) Solo
14 LSK Bina Bakat Solo
15 Yayasan Indonesia Sejahtera (YIS) Solo

 

  1. Periode Gunawan Wibisono (1992- 1994)

Pada hari Sabtu 12 September 1992, dilanjutkan pertemuan Forda Walhi di LPTP. Pada Forda ini dibentuk kepengurusan baru untuk menggantikan Mas Hari Mulyadi. Dalam pemilihan ini, ketua Presidium Walhi Jawa Tengah terpilih adalah rekan Gunawan Wibisono. Beliau berasal dari Lembaga Studi Pengembangan Masyarakat (LSPM) dari kota Solo. Sedangkan Kelompok Kerja daerah (KKD) dipegang oleh Agus Dody Sugiartoto dari Yayasan Pengembangan Pedesaan (YPP) – Solo. Pada periode Gunawan Wibisono isyu lingkungan yang ditangani antara lain penolakan rencana pembangunan PLTN di Muria Jepara. Pembentukan organisasi sipil masarakat anti nuklir Indonesia (MANI). Kemudian pencemaran limbah tekstil di PT Sari Warna Asli (PT SWA) di kampung Pucangsawit Solo. PT Tyfountex – Gumpang Kartosuro.  Selain itu, pada masa itu marak terjadi penolakan kapal Jepang Akatsuki Maru yang melewati selat Malaka. Kapal Akatsuki Maru ditolak melewati selat Malaka karena membawa plutonimun dari Jepang ke negara Perancis. Kasus ini terjadi pada bulan Nopember tahun 1992. Walhi mengorganisir penolakan Akatsuki Maru, dengan menggalang protes di media maupun penggalangan kekuatan NGO.

Pada periode kepengurusan Gunawan Wibisono,  jumlah angota walhi Jawa Tengah mencapai kurang lebih 25 anggota, yang terdiri dari NGO dan kelompok pecinta alam (KPA).

 

Tabel 2 : Anggota Walhi Periode Gunawan Wibisono

No Nama Lembaga Alamat Keterangan
1 Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Solo
2 Lembaga Studi Pengembangan Masyarakat (LSPM) Solo
3 Yayasan Bimbingan Kesejahteraan Sosial (YBKS) Solo
4 Lembaga Studi Pengambangan Pedesaan (LSPP) Solo
5 Yayasan Pegembangan Pedesaan (YPP) Solo
6 LP3ES – Klaten Klaten
7 LBH Semarang Semarang
8 Yayasan Kaha Setya Buana Semarang
9 Yayasan Santi Dolorosa Semarang
10 Yayasan Pangudi Luhur (YPL) Jepara
11 Mayapada (KPA) – UNSUD Purwokerto
12 PPLSH – Purwokerto Purwokerto
13 Kompos KPA – UNS Solo
14 Yayasan Desaku Maju Salatiga
15 Yayasan Geni Salatiga
16 Yaphi – Solo Solo dan Kudus
17 Yayasan Bhakti Empat Tujuh (YBET) Solo
18 LSK Bina Bakat Solo
19 Yayasan Indoensia Sejahtera (YIS) Solo
20 YSPM Solo
21 Ecological Studies Project (ESP) sekarang Gita Pertiwi Solo
22 YPKM Solo
23 Energi untuk Rakyat (GIAT) Solo
24 IMS (Ikatan Mahsiswa Surakata) Solo
25 Yaphi Kudus Kudus

 

Periode Gunawan Wibisono, berakhir pada bulan September 1993. Pada hari Kamis, 30 September 1993, Forum Daerah Walhi Jawa Tengah (sekarang nama pertemuanya PDLH) mengadakan pertemuan daerah untuk membahas penyusunan program dan pergantian Ketua Presidium. Pergantian Presidium ini karena saudara Gunawan Wibisono sudah selesai masa kepengurusannya. Pertemuan Forda Walhi Jateng dilaksankan di LPTP Palur Karanganyar.  Setelah diadakan pemilihan akhirnya terpilih saudara Ery Sutrisno dari Yayasan Geni Salatiga, sebagai ketua Presidium Walhi Jawa Tengah untuk periode 3 tahun ke depan.

 

  1. Periode Ery Sutrisno ( 1993 – 1994)

Pada hari Kamis, 30 September 1993, dilaksanakan pertemuan Forda Walhi Jateng. Agendanya adalah menyusun program dan pemilihan pengurus baru. Pertemuan dilaksanakan di kantor LPTP Palur, Karanganyar. Pada pertemuan ini, terpilih saudara Ery Sutrisno,  menggantikan Gunawan Wibisono,  sebagai Presidium Walhi Jateng untuk periode 3 tahun ke depan.  Mulai bulan September 1993, kepengurusan Presidium dipegang oleh saudara Ery dari Yayasan Geni Salatiga. Adapun program-program dan penanganan isyu lingkungan melanjutkan kegiatan yang sudah ada di Jawa Tengah. Isyu lingkungan strategis di Jawa Tengah adalah mengenai rencana pembangunan PLTN. Pada periode Ery diperkenalkan pula teknologi surya di Salatiga. Namun karena ada beberapa ketidak sepemahaman antara internal anggota Walhi di Jawa Tengah, akhirnya Walhi Jawa Tengah sepakat untuk sementara waktu membekukan kepengurusan Walhi Jateng.  Pertemuan untuk membekukan diri Walhi Jawa Tengah dilakukan oleh anggota Walhi Jawa Tengah bertempat di Yayasan Geni Salatiga. Pembekuan Walhi Jawa Tengah oleh anggota dilakukan pada tanggal 29 Oktober 1994 di Salatiga. Karena pembekuan tersebut, maka kepengurusan Walhi Jateng sempat vakum selama kurang lebih 3 tahun.

Tabel 3 : Anggota Walhi Periode Ery – Yayasan Geni

No Nama Lembaga Alamat Keterangan
1 Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Solo
2 Yayasan Gita Pertiwi Karanganyar
3 Yayasan Bimbingan Kesejahteraan Sosial (YBKS) Solo
4 Lembaga Studi Pengambangan Pedesaan (LSPP) Solo
5 Yayasan Pegembangan Pedesaan (YPP) Solo
6 LBH Semarang Semarang
7 Yayasan Pangudi Luhur (YPL) Jepara
8 Energi untuk Rakyat (GIAT Solo
9 Yaphi Solo Solo
10 Yaphi Kudus Kudus
11 Yayasan Geni Salatiga
12 LPPSLH Purwokerto
13 Yayasan Desaku Maju

 

  1. Periode Abdul Rohim (1997 – 2003)

Setelah vakum hampir 3 tahun, Walhi Jawa Tengah kemudian berdiri kembali yang diinisiasi oleh kepengurusan Walhi nasional yaitu Mbak Emmy Hafild. Pada tahun 1997 Walhi dihidupkan kembali dengan ketua Walhi Jateng saudara Abdul Rohim dai SMPL. Kepengurusan Abdul Rohim berlangsung dua periode mulai tahun 1997 hingga tahun 2003.

 

  1. Periode Adi Nugroho (2003 – 2005)

Setelah dua kali menjadi pengurus, kepemimpinan Abdul Rohim diganti oleh saudara Adi Nugroho. Adi Nugroho berasal dari lembaga Gita Pertiwi Karanganyar. Kepengurusan pada massa Adi Nugroho. Periode Adi Nugroho dimulai pada 2003 dan berahir pada tahun 2005.

 

  1. Periode Arif Yazin ( 2005 – 2012)

Periode kepengurusan Walhi Jawa Tengah periode tahun 2005 – hingga tahun 2012. Pada masa ini kepengurusan disebut sebagai eksekutif daerah (ED) dan dewan daerah (DD).  Rekan Arif Jazin menjadi ED dua kali periode (8 tahun) dan beliau berasal dari NGO Yayasan Abdi Umat (YAU) Salatiga. Isyu yang ditangani antara lain PLTN, Karst, kebencanaan dan penanganan lingkungan di wilayah daerah aliran sungai (DAS) di Jawa Tengah. Selama dua periode (8 tahun)  jumlah anggota Walhi sebanyak 9 anggota. Isyu yang ditangani kepemimpinan Arif Jazin antara lain PLTN, DAS, Kebencanaan (PRB) di Merapi dan Klaten, pembuatan buku Bengawan Solo dan lain sebagainya.

Anggota Dewan Daerah (DD) antara lain : Ismail Al Habib, Agus Dody Sugiartoto, Feby Tumewa.

Tabel 6 : Anggota Walhi Periode Arif Jazin

No Nama Lembaga Alamat Keterangan
1 Yayasan Abdi Umat Kabupaten Semarang
2 Pelita Bangsa Salatiga
3 Mitapahsa (KPA – IAIN Salatiga) Salatiga
4 Selendang Perempuan Kabupaten Semarang
5 LBH – Semarang Semarang
6 JKPM Wonosobo
7 LKTS Boyolali
8 Suphel Karanganyar
9 LMIH Karanganyar

 

  1. Periode Ning Fitriyani ( 2012 – 2015)

Periode Arif Jazin kemudian diganti oleh saudari Ning Fitriani dari lembaga Selendang Perempuan – Kabupaten Semarang. Pada masa kepengurusan Ning hanya berlangsung selama kurang lebih 2 yaitu dimulai pada tahun 2012 dan berakhir hingga 2015. Karena adanya permasalahan di internal Walhi Jateng, yang tidak dapat diselesaikan pada pertemuan PDLH-LB di Boyolali, maka untuk sementara kepengurusan Walhi Jateng dibekukan. Pembekuan ini diputuskan oleh pihak Walhi Nasional, yang  kemudian kepengurusan sementara diserahkan kepada saudara Irhas Achmady sebagai PJs (Pejabat sementara ). Iysu lingkungan yang ditangani antara lain advokasi penolakan rencana pembangunan PLTN, Karst dan pengelolaan lingkungan di daerah aliran sungai (DAS).

Pengurus Dewan Daerah (DD) : Ali Tashisudin, Idrus Sugiono dan Rumiyati.

 

  1. Periode Irhas Achmady PJs ( Nopember 2015 – Pebruari 2016)

Periode Irhas Achamady merupakan PJs yang ditugaskan oleh Walhi nasional untuk menyiapkan pelaksanaan PDLH pada tahun 2016. Pada PDLH dilaksanakan pada tanggal 11-12 Pebruari  tahun 2016 di Semarang, yang mengundang lembaga peninjau PDLH Walhi Jawa Tengah sebanyak 13 lembaga. Pada masa PJs ini jumlah anggota masih 9 lembaga ditambah dengan lembaga peninjau atau calon anggota walhi Jateng sebanyak 13 lembaga.

 

  1. Periode Ismail Al Habib ( 2016 – 2020).

Periode Ismail Al Habib menjadi pengurus eksekutif daerah (ED) berdasarkan hasil pertemuan PDLH Walhi Jateng, yang diselenggarakan pada hari Kamis – Jumat, 11-12 Pebruari 2016, di Griya Paseban, Semarang. Jumlah peserta yang mengikuti PDLH ini sebanyak 9 lembaga anggota dan 13 lembaga sebagai peninjau. Sedangkan dewan Daerah (DD) terpilih sebanyak 5 orang antara lain : Zainal Arifin, SHi – LBH Semarang, Ali Tashisudin – Pelita Bangsa Salatiga, Soleh Suranto – Selendang Perempuan Kabupaten Semarang, Wasisto Daru Darmawan – Suphel Karanganyar dan Rumiyati dari JKPM Wonosobo.

Isyu-isyu lingkungan yang akan menjadi prioritas untuk dikerjakan antara lain :

  • Industri Pertambangan (Emas – Wonogiri, Semen – Rembang – Pati – Kebumen –  Grobogan – Wonogiri)
  • Sampah dan Perkotaan (Solo, Semarang, Salatiga).
  • Pesisir dan kelautan (Semarang, Kebumen, Cilacap, Jepara)
  • Alih fungsi lahan (Semarang)
  • Kehutanan (Grobogan)
  • DAS dan Sumber Daya Air (Serayu – Wonosobo, Bengawan Solo – Solo & Karanganyar, Garang – Semarang)
  • Energi (PLTU Batang – Jepara – Rembang – Cilacap, PLTN – Jepara, Energi Terbarukan – Jepara – Purwodadi – Semarang – Wonogiri)
  • Peran Perempuan dan Remaja (Semarang, Solo, Salatiga, Cilacap, Kudus)
  • Pengurangan Resiko Bencana dan Perubahan Iklim (Boyolali, Jepara, Klaten, Demak, Semarang, Kebumen, Cilacap)
  • Penguatan internal organisasi (Staffing, kantor, Sahabat Walhi, fundraising, kaderisasi)