Batang, Jawa Tengah – Minggu, 21 Juli 2024, Masyarakat nelayan Dukuh Roban Timur bersama dengan WALHI Jawa Tengah dan Kerja Kreatif Akar Rumput menyelenggarakan acara sedekah laut tahun 2024 yang berlokasi di dukuh Roban Timur, Desa Sengon, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang. Kegiatan “pengetan“(Jawa) atau yang berarti peringatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk larung saji dan kampanye penyelamatan pesisir Roban Timur.
Tradisi sedekah laut yang diselenggarakan setiap tahun oleh warga Roban Timur ini bertujuan untuk mengungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil tangkapan laut yang melimpah selama setahun ini. Tak hanya itu, perhelatan acara ini dilaksanakan untuk menjaga agar sumber daya laut tetap lestari pada masa yang ada datang.
Sedekah laut ini dimulai pada Sabtu malam (19/07/2024) dengan acara istighosah dan pengajian. Lalu esoknya diikuti dengan syukuran pada pagi hari sebelum ritual larung saji dilakukan. Syukuran ini dipercaya dapat mengamankan kelancaran jalannya acara dan memastikan tujuan dari Sedekah Laut dapat tercapai dengan baik.
Pada acara larungan sesaji ini, masyarakat nelayan Roban Timur bersama WALHI Jawa Tengah dan Kerja Kreatif Akar Rumput turut melakukan kampanye mengenai penyelamatan pesisir Roban Timur dengan cara membentang spanduk sepanjang 15 meter dan lebar 1 ½ meter bertuliskan “SELAMATKAN PESISIR ROBAN TIMUR”. Tak hanya itu, terdapat 30 poster yang ditempelkan pada masing-masing perahu nelayan dengan tema menyuarakan permasalahan pesisir dan laut seperti selamatkan pesisir Jawa Tengah dari bencana ekologi, sejahterakan nelayan, penuhi hak-hak nelayan, jaga mangrove dan, masih banyak lainnya.
Kampanye ini dilakukan karena kondisi pesisir Dukuh Roban Timur terancam abrasi. Berdasarkan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kabupaten Batang Tahun 2024, telah terjadi abrasi sejauh 23 meter, serta sepanjang 500 meter di Desa Sengon Kecamatan Subah dengan rata rata abrasi 2,2 meter per tahun. Kemudian dalam konteks kebencanaan, menurut dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Batang tahun 2019-2023, di Desa Sengon tepatnya di Dukuh Roban Timur memiliki kategori kelas bahaya banjir tinggi. Selain itu, berdasarkan RTRW Kabupaten Batang tahun 2019-2039 kelas bahaya banjir bandang di Dukuh Roban Timur terbagi menjadi 3 kelas bahaya yaitu bahaya rendah, bahaya sedang dan bahaya tinggi.
Hariyono, salah seorang nelayan dukuh Roban Timur, menjelaskan bahwa terjadinya abrasi dengan rata-rata 2,2 meter per tahun terjadi semenjak berdirinya PLTU yang menyebabkan perubahan arus air laut. Hal tersebut terjadi karena tiang-tiang jetty yang ada di PLTU mengakibatkan arus laut berputar ke arah Roban Timur. Tak hanya itu, abrasi ini juga mengakibatkan berkurangnya jumlah pohon ketapang laut dan cemara laut.
“Jika permasalahan ini terus dibiarkan, degradasi lingkungan akan semakin parah dan menurunkan kualitas kehidupan masyarakat pesisir Roban Timur. saya mengajak masyarakat, serta seluruh lapisan di Pemerintah Kabupaten Batang, untuk segera bertindak menyelamatkan pesisir Roban Timur yang semakin terancam. Saat ini, waktunya kita semua bertindak,” tegasnya.
Direktur WALHI Jawa Tengah, Fahmi Bastian, menekankan persoalan pesisir yang akan terdegradasi hingga menyebabkan krisis pangan.
“Persoalan pesisir harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah baik di tingkat provinsi atau kabupaten, terkhusus di Batang, dilihat bagaimana saat ini terjadi dalam konteks politik ruang, wilayah pesisir dijadikan kawasan-kawasan industri yang dimana akan membebani dan merusak ekosistem pesisir. Ditambah di pesisir utara Batang ada ekosistem karang yang dilindungi. Selain itu, persoalan bagaimana perlindungan nelayan harus diperhatikan, kalo kita bicara ketahanan pangan, nelayan menjadi aktor penting dalam mensukseskan ketahanan pangan dalam wilayah perairan.”
#selamatkanpesisirrobantimur
#selamatkanpesisirpanturajawatengah
Narahubung :
081388294894 (Rizki Riyansyah)