Perairan Teluk Semarang Tercemar Logam Berat: Berhenti Makan Kerang atau Setop Pencemaran?

Siaran Pers

Perairan Teluk Semarang Tercemar Logam Berat:

Berhenti Makan Kerang atau Setop Pencemaran?

SEMARANG, 5 Januari 2025 – Berdasarkan percakapan intensif dengan nelayan Semarang, kami, tim peneliti dari Yayasan Amerta Air Indonesia (YAAI) bersama tim peneliti dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah, terinspirasi untuk menyusun sebuah laporan yang mengkaji pencemaran logam berat di perairan Teluk Semarang. Laporan ini menggunakan pendekatan ekologi politik kualitas air sebagai alat analisis utama.

Dalam upaya untuk memahami pencemaran di Teluk Semarang, kami menelusuri dan mengulas 21 artikel yang relevan dengan topik “pencemaran Teluk Semarang” dan “kerang”. Dari ulasan tersebut, kami menyusun ringkasan komprehensif yang mencakup berbagai aspek, seperti: jenis logam berat yang mencemari, objek yang tercemar (terutama kerang), tingkat pencemaran, kemungkinan sumber pencemaran, lokasi spesifik pencemaran, periode waktu pencemaran, dan mekanisme pencemaran.

Ulasan Artikel, Arsip, dan Fieldwork

Penelitian ini tidak hanya mengandalkan ulasan artikel, tetapi juga melibatkan studi arsip dan kerja lapangan (fieldwork) untuk mengidentifikasi unit-unit industri yang potensial menjadi pencemar di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas, Sungai Banjir Kanal

Timur, dan Kawasan Industri Terboyo. Dengan pendekatan ini, kami dapat menyajikan gambaran yang lebih lengkap mengenai sumber dan dampak pencemaran logam berat di Teluk Semarang.

5 Logam Berat Berbahaya

Lewat ulasan data-set artikel yang kami seleksi, diketahui bahwa perairan Teluk Semarang tercemar setidaknya oleh lima logam berat yang berbahaya. Kelimanya adalah;

Timbal (Pb): Menurunkan IQ dan meningkatkan perilaku anti-sosial pada anak-anak. Dapat menyebabkan anemia, hipertensi, gangguan ginjal, dan toksisitas organ reproduksi.

Tembaga (Cu): Esensial bagi tubuh, tetapi jika kelebihan dapat menyebabkan keracunan dengan gejala serius seperti mual, hipotensi, dan gangguan ginjal.

Seng (Zn): Esensial bagi tubuh, tetapi jika kelebihan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, infeksi, diare, dan kematian pada anak-anak.

Besi (Fe): Esensial bagi tubuh, tetapi jika kelebihan dapat menyebabkan keracunan yang berdampak pada kesehatan seperti muntah dan penuaan dini.

Kadmium (Cd): Keracunan logam ini dapat merusak fungsi ginjal dan paru-paru, serta menyebabkan kanker.

Melalui studi arsip dan fieldwork, dapat diidentifikasi aktivitas-aktivitas industri yang relevan dengan lima jenis limbah logam berat, yang mana terdapat empat jenis; industri energi, aktivitas pelabuhan, dan industri galangan kapal. Penelitian ini dibatasi pada hal tersebut, sebagai pembuka diskursus pengurangan aliran polutan ke Teluk Semarang.

Lantas Bagaimana?

Lewat pengulasan artikel, kami memetakan dua usulan dari para peneliti terdahulu.

  1. Rekomendasi menyasar hilir persoalan: yakni dengan mengurangi konsumsi kerang dari area yang tercemar logam berat. Namun, hal ini berisiko menurunkan produktivitas nelayan di Teluk Semarang dan Demak yang bergantung pada pembudidayaan kerang sebagai bentuk ketahanan (resilience) menghadapi berbagai risiko lingkungan seperti kenaikan muka air laut, penurunan muka tanah, banjir, dan abrasi pantai. Praktik budi daya kerang ini terbukti berkelanjutan secara ekologis (ecologically sustainable) dalam hal material yang digunakan, dan inklusif secara sosial (socially inclusive) karena melibatkan perempuan dalam siklus kerjanya. Masalah utama bukan pada konsumsi kerang, melainkan pada pencemaran logam berat di perairan Teluk Semarang.
  2. Rekomendasi menuju hulu persoalan: yakni melakukan kampanye pengurangan pasokan logam berat pencemar ke Teluk Semarang. Kami mengapresiasi rekomendasi ini sebagai praktik ekologi politik kualitas air, yang bertujuan mengonfrontasi kondisi ketidakadilan lingkungan. Ketidakadilan ini terjadi karena adanya kelompok tertentu, seperti industriawan, yang mendapatkan keuntungan dari status quo dengan mengorbankan kelompok sosial lain, seperti nelayan pembudidaya kerang.

Kami menutup laporan ini dengan poin-poin rekomendasi/undangan kepada para peneliti, meliputi:

  • Mengembangkan inovasi model konseptual dan matematis pencemaran logam berat
  • Mendalami hubungan pencemaran logam berat dengan perubahan iklim, penurunan kecerdasan intelektual (IQ), tingkat penderita kanker, dan tingkat harapan hidup.

     

    page2image7621472
    Penampakan air laut di Teluk Semarang. (foto: Iqbal A. G. Althofani)

    Selain itu, kami juga menyajikan rekomendasi untuk pemerintah dalam multi-skala, lembaga donor, masyarakat (warga dan organisasi non- pemerintah), dan perusahaan.

    Kami berharap laporan ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan di Teluk Semarang dan mendukung kehidupan nelayan setempat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *