Sedekah Laut: Merawat Laut, Merawat Tradisi Di Tengah Krisis

PRESS RELEASE

Sedekah Laut Dan Festival Bahari Nelayan Roban Timur:

Merawat Laut, Merawat Tradisi Di Tengah Krisis

Kapal-kapal meramaikan acara sedekah laut di Roban Timur, Sengon, Batang

Batang, Jawa Tengah – Minggu, 13 Juli 2025, Nelayan dan warga pesisir Dukuh Roban Timur, Desa Sengon, Kabupaten Batang, bersama WALHI Jawa Tengah kembali menyelenggarakan Sedekah Laut dan Festival Bahari Nelayan Roban Timur sebagai bentuk penghormatan terhadap laut dan upaya menjaga keberlangsungan hidup masyarakat pesisir.

Tradisi tahunan ini menjadi ruang spiritual dan budaya masyarakat pesisir Roban Timur untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan hasil laut, sekaligus sebagai upaya menjaga ekosistem pesisir yang kian terancam. Sedekah laut bukan sekadar ritual, tetapi juga bentuk perjumpaan kolektif untuk memperkuat identitas, mempererat solidaritas, dan menyuarakan pentingnya menjaga laut sebagai ruang hidup bersama.

Rangkaian kegiatan dimulai pada Sabtu malam (12/07) dengan istighosah dan pengajian bersama, dilanjutkan pada Minggu pagi dengan acara syukuran dan larung sesaji ke laut. Syukuran dipercaya sebagai doa pembuka agar kegiatan berjalan lancar dan tujuan spiritual serta sosial dari tradisi ini dapat tercapai. Larung sesaji sendiri merupakan prosesi melarungkan atau menghanyutkan berbagai macam sesaji, seperti makanan, hasil bumi, dan kepala kambing ke laut.

Tahun ini, Sedekah Laut juga menjadi momentum kampanye penyelamatan pesisir Roban Timur dengan mengusung tema “Merawat Laut, Merawat Tradisi di Tengah Krisis”. Kampanye ini digelar sebagai respons atas ancaman abrasi yang semakin parah di wilayah Dukuh Roban Timur.

“Sedekah laut adalah pengingat bahwa laut bukan sekadar sumber ekonomi, tapi juga bagian dari kehidupan spiritual dan kultural kami. Kami ingin generasi selanjutnya tetap bisa merasakan laut yang hidup dan sehat,” ungkap Mbah Sairi, sesepuh nelayan Roban Timur.

Warga berdoa dalam acara sedekah laut

Selain prosesi larung sesaji, Festival Bahari juga menampilkan beragam ekspresi budaya seperti musik pesisir, wayang golek, bazar hasil laut, serta ruang diskusi komunitas tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir.

“Tradisi seperti sedekah laut bukan semata romantisme masa lalu, melainkan bentuk pengetahuan lokal yang merawat relasi antara manusia dan alam. Di tengah krisis ekologis serta tekanan pembangunan yang tidak berpihak pada rakyat dan berujung pada krisis sosial maupun budaya, tradisi ini menjadi bentuk perlawanan sekaligus pernyataan sikap masyarakat pesisir atas hak dan ruang hidup mereka,” jelas Azalya Tilaar, Manajer Kampanye dan Media WALHI Jawa Tengah.

Roban Timur merupakan salah satu kawasan pesisir yang terdampak parah oleh abrasi dan ancaman proyek energi kotor. Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai terus mundur, menyebabkan terganggunya aktivitas ekonomi nelayan dan rusaknya vegetasi pantai seperti pohon ketapang dan cemara laut. Di tengah arus perubahan sosial dan ekonomi, kegiatan ini juga memperlihatkan daya tahan dan ketangguhan masyarakat pesisir dalam menjaga warisan tradisi dan ekosistem melalui ritual budaya, ekonomi lokal, dan menyuarakan hak atas ruang hidup.

Sedekah Laut dan Festival Bahari menjadi pengingat bahwa tradisi bukan hanya cara merawat masa lalu, tetapi juga cara membayangkan dan memperjuangkan masa depan yang adil dan lestari bagi generasi mendatang.

#PulihkanJawaTengah

#SelamatkanPesisirRobanTimur
#SalamAdildanLestari

Narahubung:

087780891857 (Zalya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *