Karya : Dimas Fakhri Mendiang istriku pernah berkata bahwa 50 tahun yang akan datang, atau bahkan lebih cepat, mungkin saja kuburan tempat ia bersemayam nanti bakal menjadi kubangan lumpur yang kotor tergenang air banjir. Batu nisannya yang semula kokoh dan keras itu, lalu dipenuhi lumut-lumut hijau yang licin, yang tebalnya melebihi rumput liar suatu lapangan […]
Tag: lomba cerpen
Cerpen #423 Bu Guru Jelita dan Tokoh Imajiner Lainnya
Jangan mengawali sesuatu jika kau tidak mampu mengakhirinya dengan baik. Jangan bermain-main dengan sesuatu yang kau sendiri tidak tahu persis untuk apa. Tetapi Bu Guru Jelita dan kawan-kawannya tak memahami hal macam itu bahkan hingga kisah ini berakhir. Kami sudah berada di sini menempati pohon-pohon tinggi, menempati belukar, jauh sebelum orang mengira bahwa tempat ini […]
Cerpen #363; “KUDETA PADA MANUSIA”
Ini adalah hari besar sepanjang masa. Di mana roh-roh elemen kehidupan bumi berkumpul. Kedatangan mereka berasal dari berbagai tempat mewakili elemen dan teritorial yang dihuni. Tak heran jika ada ratusan juta roh datang dari berbagai pelosok dunia. Sebelumnya tidak pernah ada perkumpulan macam ini. Pada dasarnya setiap elemen memiliki hubungan dan hidup berdampingan satu sama […]
Cerpen #355; “Perimba Terakhir”
Siang ini terik matahari menyengat dengan kekuatan berkali-kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, tentu saja yang aku maksud adalah saat aku masih kanak-kanak, sebelum seluruh rimba dikampungku disulap menjadi hamparan kebun-kebun sawit oleh orang-orang yang tidak kutahu dari mana asalnya. Waktu itu, mereka datang ke kampungku dengan membawa alat-alat aneh, setidaknya begitulah menurutku, sebab ketika itu […]
Cerpen #313: “PARADE TIGA MUSIM”
Suatu ketika. Di sebuah hutan rimba yang terletak di lereng gunung Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Tinggallah sekelompok hewan yang dapat berbicara. Mereka hidup dengan tenang, rukun, dan damai. Hewan-hewan tersebut adalah elang Jawa, katak pohon, kijang, dan ayam hutan merah. Elang Jawa adalah seekor burung yang berperawakan besar. Ia memiliki jambul di atas kepalanya. Bulunya […]
Cerpen #283; “Cinta dan Mata Air”
“Hal yang menyedihkan dari hidup adalah ketika kita mulai kehilangan harapan.” kata Iwan beberapa saat sebelum bunuh diri, Aji kembali mengingatnya saat ia menerima kabar ibunya telah mati tertabrak truk di kota. Namun waktu itu Aji tak membalas, tangannya sibuk mengelap wajahnya dengan ujung kain sarung. Sempat disebutnya sepintas kalau ia ada pikiran memalukan, tapi […]
Cerpen #264; “Pendengung dari Sebuah Lengkong”
Sam merasa bahwa kelakuannya tiga tahun belakangan ini masuk dalam kategori buruk, sesaat setelah ia menyelesaikan hitungan segenggam uang yang baru saja terlepeh dari mulut mesin anjungan tunai. Sebenarnya ada satu lagi kategori yang seyogyanya ia catat dalam peristiwa itu; bahwa menghitung kembali uang dari ATM merupakan perilaku mubazir yang pernah digagas oleh sekumpulan manusia. […]
Cerpen #263; “SEBELUM KOYAK TELINGAKU”
Sebelum benda pemotong itu meluncurkan suatu sinar keunguan –tanpa aku benar-benar yakin apakah itu keunguan atau kemerahan– yang melejit dan menghunjam daun telinga kananku, aku selalu berujar pada diriku sendiri, “Persetan orang lain.” Aku, lelaki tua berusia 90 –atau 105, atau mungkin lebih muda lagi, 86, entahlah, aku tidak tahu, sudah lama kartu penanda tahun […]
Cerpen #258; “CATATAN PASIEN NOMOR 102”
ARSIP NON-MEDIS RUMAH SAKIT JIWA DR. [redacted] [redacted] Berikut adalah dokumen berupa enam lembar catatan tulisan tangan milik pasien nomor 102. Pasien bernama Muhamad [redacted] [redacted]. Pasien merupakan seorang bekas mahasiswa dari salah satu universitas di Semarang. Pasien mengidap skizofrenia dan narsisisme akut yang diduga berkaitan dengan aktivitasnya sebagai aktivis lingkungan. Enam lembar catatan ini […]
Cerpen #218; “Saksi Mata Tiga Zaman”
Di hari-hari ini, tak ada musim yang jelas. Gemuruh perasaan mengisi sesuatu yang selama ini kosong dalam rongga dadanya. Diisap habis kegamangan untuk menentukan langkah setelahnya. Dia mafhum, tak ada gunanya lagi menentang. Tak ada juga harapan, tak perlu erat-erat menahan. Segala kenangan di masa silam yang menancap dan melekat akan segera lenyap. Bayang-bayang tinggal […]