Cerpen #355; “Perimba Terakhir”

Siang ini terik matahari menyengat dengan kekuatan berkali-kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, tentu saja yang aku maksud adalah saat aku masih kanak-kanak, sebelum seluruh rimba dikampungku disulap menjadi hamparan kebun-kebun sawit oleh orang-orang yang tidak kutahu dari mana asalnya. Waktu itu, mereka datang ke kampungku dengan membawa alat-alat aneh, setidaknya begitulah menurutku, sebab ketika itu […]

Cerpen #283; “Cinta dan Mata Air”

“Hal yang menyedihkan dari hidup adalah ketika kita mulai kehilangan harapan.” kata Iwan beberapa saat sebelum bunuh diri, Aji kembali mengingatnya saat ia menerima kabar ibunya telah mati tertabrak truk di kota. Namun waktu itu Aji tak membalas, tangannya sibuk mengelap wajahnya dengan ujung kain sarung. Sempat disebutnya sepintas kalau ia ada pikiran memalukan, tapi […]

Cerpen #264; “Pendengung dari Sebuah Lengkong”

Sam merasa bahwa kelakuannya tiga tahun belakangan ini masuk dalam kategori buruk, sesaat setelah ia  menyelesaikan hitungan segenggam uang yang baru saja terlepeh dari mulut mesin anjungan tunai. Sebenarnya ada satu lagi kategori yang seyogyanya ia catat dalam peristiwa itu; bahwa menghitung kembali uang dari ATM merupakan perilaku mubazir yang pernah digagas oleh sekumpulan manusia. […]

Cerpen #263; “SEBELUM KOYAK TELINGAKU”

Sebelum benda pemotong itu meluncurkan suatu sinar keunguan –tanpa aku benar-benar yakin apakah itu keunguan atau kemerahan– yang melejit dan menghunjam daun telinga kananku, aku selalu berujar pada diriku sendiri, “Persetan orang lain.” Aku, lelaki tua berusia 90 –atau 105, atau mungkin lebih muda lagi, 86, entahlah, aku tidak tahu, sudah lama kartu penanda tahun […]

Cerpen #258; “CATATAN PASIEN NOMOR 102”

ARSIP NON-MEDIS RUMAH SAKIT JIWA DR. [redacted] [redacted] Berikut adalah dokumen berupa enam lembar catatan tulisan tangan milik pasien nomor 102. Pasien bernama Muhamad [redacted] [redacted]. Pasien merupakan seorang bekas mahasiswa dari salah satu universitas di Semarang. Pasien mengidap skizofrenia dan narsisisme akut yang diduga berkaitan dengan aktivitasnya sebagai aktivis lingkungan. Enam lembar catatan ini […]

Cerpen #218; “Saksi Mata Tiga Zaman”

Di hari-hari ini, tak ada musim yang jelas. Gemuruh perasaan mengisi sesuatu yang selama ini kosong dalam rongga dadanya. Diisap habis kegamangan untuk menentukan langkah setelahnya. Dia mafhum, tak ada gunanya lagi menentang. Tak ada juga harapan, tak perlu erat-erat menahan. Segala kenangan di masa silam yang menancap dan melekat akan segera lenyap. Bayang-bayang tinggal […]

Cerpen #139; “Ke Mana Perginya Ikan-Ikan?”

Sekilas, saat ditilik dari atas jembatan, lelaki asing itu tampak seperti seonggok batu kerempeng yang berdiri di antara gumpalan padas dan semak kacang-kacangan. Dia begitu usang, pendiam, dan menyedihkan. Beberapa orang bahkan mengatakan, lumut dan pakis-pakis mulai tumbuh dari sela-sela jari kakinya. “Apakah dia benar-benar sedang memancing?” ungkap seseorang. “Dia sedang semadi,” jawab yang lain. […]